Selasa, 05 Oktober 2010

SMPN 1 Namorambe Menuju Sekolah Berbasis Lingkungan


SMP Negeri 1 Namorambe mulai berbenah menuju penerapan Sekolah Berbasis Lingkungan (SBL). Dengan menggerakkan segenap komponen pendukung sekolah, SBL itu dapat tercapai.

Di tahap awal ini, sekolah itu harus membenahi banyak hal khususnya yang tidak tergantung langsung dengan pembiayaan atau anggaran, yakni kultur sekolah.

Misalnya, kerindangan, keindahan dan kebersihan. Sebelum penataan dan penanaman pohon di sekolah itu, Sabtu (13/2), Sumut Pos sempat berkeliling sekolah, berjalan ke belakang gedung, tempat pembuangan sampah. Didapati, hanya satu pohon jambu yang besar, sebagai peneduh.
Di bawah pohon itu, ada sekira 30 siswa duduk bergerombol menghindari cuaca panas yang ketika itu pukul 11.00 WIB tercatat 33 derajat Celsius, sesuai data cuaca update dari AccuWeather.com.

Di bagian depan gedung, ada lima pohon mahoni setinggi 5-6 meter tetapi belum rindang. Di area sekolah, mulai dari depan gedung hingga sudah banyak jenis bunga dan pot. Tinggal menambahi dan menata, agar berkesan indah.

Namun, pengelolaan sampah, sanitasi air pembuangan belum tertata. “Masih sangat banyak harus dibenahi, tapi perlahan kami tata mulai dari yang ringan. Agar SMP ini kelak sebagai sekolah berbasis lingkungan,” kata Kepala SMPN 1 Namorambe, Drs Bonser Aritonang, yang masih baru mengepalai sekolah itu.

Hal yang ringan menurut Bonser, menata pengelolaan sampah dengan baik. Yakni, sampah organik harus dipisah dari anorganik. Sehingga sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos untuk kebutuhan bunga, taman dan pohon di sekolah. Demikian juga, untuk merawat 120 batang pohon yang ditanam terdiri mahoni, durian, alpukat dan bunga tanjung, akan diatur dengan baik. Pohon itu diberikan oleh Panitia Save The Earth Sumut Pos untuk mendukung pembenahan Sekolah Berbasis Lingkungan.

Bonser mengatakan, sistem organisasi dan personalia SBL segera disusun dengan rapi. Sehingga masing-masing guru dan siswa memiliki tanggungjawab yang jelas terhadap lingkungan sekolah yang bersih, sehat dan ramah lingkungan. Tujuan membangun kesadaran siswa, guru berperilaku sehat dan peduli lingkungan hidup.

Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga Deli Serdang Sofyan Marpaung mengatakan, untuk mewujudkan sekolah berbasis lingkungan, diperlukan partisipasi seluruh komponen dan stakeholders pendidikan untuk bersama-sama berikhtiar dan berkampanye peduli lingkungan hidup. Dimulai dari aspek ontology (keberadaan) sekolah yang sehat, epistemologis (bagaimana manajemen pengelolaan sekolah berbasis lingkungan hidup) dan aksiologis (kegunaan) lingkungan sekolah. Serta, ruang belajar yang bertujuan untuk membangun kesadaran siswa berperilaku sehat dan peduli lingkungan hidup.

Dalam pertemuan di sekolah itu, juga dihadiri Camat Namorambe, Kepala Puskesmas, Kepala Cabang Dikpora, Komite Sekolah dan lainnya. “Dari sisi infrastruktur, akan dibenahi bertahap karena berhubungan langsung dengan ketersediaan anggaran,” kata Sofyan.
Harapannya, SMPN 1 Namorambe dapat berbenah terus menuju Sekolah Berbasis Lingkungan. Karena secara batiniah, aspek perilaku peduli lingkungan dapat menciptakan kenyamanan dalam proses pendidikan dan pembelajaran.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) juga berupaya mengembangkan sekolah berbasis lingkungan melalui program Sekolah Adiwiyata. Program itu dilakukan bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).

“Kami berikan penghargaan kepada sekolah-sekolah Adiwiyata. Kami juga akan mengembangkan Adiwiyata baru, sehingga jumlahnya bertambah banyak,” ujar Mendiknas Mohammad Nuh saat penandatanganan Nota Kesepahaman Bersama (MoU) tentang Pendidikan Lingkungan Hidup dengan Menteri Negara Lingkungan Hidup Muhammad Hatta, di Jakarta 1 Februari lalu. (jab)

Tidak ada komentar: